Sebelum kembali dari Surabaya, keluarga saya di rumah sudah mewanti-wanti jangan lupa membawa oleh-oleh. Berhubung hanya punya waktu sekitar dua jam untuk berburu oleh-oleh, saya pun menyambangi tempat oleh-oleh yang searah dengan bandara. Tanya punya tanya, akhirnya ada dua tempat yang disarankan: Bandeng Bhek di dekat pasar Genteng dan Sambal Udang Ibu Rudi.
Tujuan pertama adalah perburuan mencari bandeng asap Bhek. Mendekati pasar Genteng, jejeran toko yang menjual bandeng asap ini pun mulai terlihat banyak. Karena belum survei, melihat jejeran toko Bhek ini sedikit membingungkan.
Berbagai variasi oleh-oleh makanan di Toko Bhek. (Syanne Susita) |
Namun, sebagai daya tarik utamanya, bandeng asap yang diletakkan di bagian depan toko menjadi perburuan utama para pelancong, termasuk saya. Antrian cukup panjang! Bandeng yang dibawa dari belakang toko dengan tatakan plastik pun kerap ludes karena setiap pembeli rata-rata membeli beberapa ekor.
Sebagai oleh-oleh, harga setiap bandeng ini memang terbilang cukup murah, antara Rp30-50 ribu, tergantung ukuran ikan. Berhubung ikan ini baru diolah pada hari itu juga, ikan ini cukup tahan lama untuk disimpan paling lama empat hari.
Selesai membeli bandeng asap dan beberapa camilan kesukaan, saya pun langsung berlanjut ke perburuan oleh-oleh selanjutnya. Kali ini, ke depot Ibu Rudy.
Terus terang, tempat ini selalu menjadi tempat wajib yang saya mampiri setiap kali berkunjung ke Surabaya dan selalu saya singgahi di hari terakhir, setiap kali menuju ke bandara pulang. Daya tarik utama? Sambal udang.
Jika saya masih punya waktu cukup panjang, saya biasanya mengisi perut terlebih dulu di sini sebelum ke bandara. Namun, jika waktu mepet, saya akan membeli nasi udang (udang goreng garing, empal daging, ketimun, surendeng dan sambal). Harganya Rp17 ribu sekotak.
Selain membeli nasi udang (untuk dilahap saat menunggu di bandara), saya juga akan membeli beberapa paket udang dengan sambal sebagai oleh-oleh. Paket udang sambal ini ada dua macam.
Jika ingin membeli paket udang besar, harganya cukup mahal. Sekitar Rp90 ribu. Sedangkan paket udang kecil, hanya Rp38 ribu. Saya biasanya lebih suka membeli paket yang terakhir ini karena udang-udang kecillah yang pertama kali digunakan Ibu Rudy di awal ia membuka depotnya yang terletak di jalan Dharma Husada itu.
Selain dua paket itu, kita bisa pula membeli ketengan sambal atau udangnya (produk paling laris). Kini, pilihan sambal yang dibuat oleh ibu Rudy semakin bervariasi.

0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !