
Menurut Rachel, salah satu wanita yang menikah dengan pria asal Inggris, mempunyai kulit eksotis mungkin hanya nilai tambah tapi yang lebih penting adalah komunikasi. "Bukan karena eksotis juga sih, ya mungkin itu nilai plus. Tapi tetap saja kalau dia ngomong sama kita nggak nyambung itu nggak bakal berhasil," ujar Rachel saat dihubungi wolipop, Kamis (23/5/2013).
Berbeda dengan Rachel, ketua Srikandi (organisasi istri para pria asing), Itha Saleem, mengatakan bahwa sang suami, Saleem Mohammed, mencintainya bukan karena warna kulit atau karena ia merupakan salah satu wanita yang 'tunduk' dengan suami.
"Teman-teman suami saya banyak yang ngomong begitu, tapi pertama kulit saya nggak eksotis dan saya bukan tipe yang melayani suami," ujar Itha saat bercakap-cakap dengan wolipop di Plaza Indonesia, Selasa (21/5/2013).
Wanita 46 tahun itu juga mengatakan, warna kulit tidak menjamin hubungan seseorang akan bertahan. Namun kepribadian, pengertian, dan komunikasi yang baik menjadi resep dari langgengnya sebuah hubungan. Oleh karena itu, saat menjalin hubungan dengan pria asing sebaiknya memperhatikan tingkat kecocokan Anda dan pasangan, pendidikan, hingga prinsip. Masalah kebudayaan dan cara hidup bisa dipelajari seiring berjalannya waktu.
(aln/fer)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !